Skip to main content

Kumpulan Sajak

Leave it Live
There's no one for us to blame
there's no bridge for us to cross
If you feel I'm not the same
why would you care of me being lost?
All the people wish for rain
but they curse every storm
Will you ever taste my pain
while you've been in your lovely home?
Cold and warm of the first time we met
and the entire years we were about to share
It's crazy how I now struggle to settle my debt
caused by the very burden I cannot bear
Jangan Terulang
Dunia yang kita pandangi ini
tidak setelanjang yang mata kita lihat
Sejarah usang yang kembali terulang
bagai kain baru rajutan benang lalu
Lahir Bahari, Akhir Bahagia
Suatu kisah di tanah Makassar
ada perhiasan yang aku idamkan
Tetap berpegang pada yang mendasar
berserah diri agar tak dikecewakan

Samudra luas ku tembus tabir
bahtera pergi cari jawaban
Alangkah indah tuturan syair
bahasa elok pembuka keakraban

Semisalnya ku mulai ini dengan selera
akan ku jaga dengan toleransi
Agar cinta kasih terus membara
tundukan pandangan jadi solusi

Hari jadi melebur cita
iringan langkah, bahu membahu
Di muka bumi kami menata
sekadar ilmu yang kami tahu

Berbagi kasih ke penghuni negeri
bersabar kamu walaupun berat
Anak manusia yang terlahir bahari
semoga bahagia dunia akhirat

Comments

Popular posts from this blog

Gagasan Jalan Pikiran

بسم الله الرحمن الرحيم Gagasan Jalan Pikiran: Paradigma Pembatasan Argumen Berangkat dari fitrah manusia sebagai makhluk yang tidak maha tahu, tidak maha adil, tidak maha pengasih, tidak maha penyayang, dan sebagainya, sehingga aku merasa perlu untuk mewujudkan pembatasan terhadap argumen-argumen yang manusia kemukakan. Lebih jauh lagi, pembatasan tersebut aku harapkan dapat mewujudkan manusia yang baik dalam menggunakan pengetahuan, mendirikan keadilan, serta berbagi kasih dan sayang. Paradigma pembatasan argumen; gagasanku untuk membangun jalan pikiran. Pokok dari gagasan tersebut adalah sikap senantiasa waspada, berhati-hati, atau curiga, sehingga argumen-argumen yang bermunculan senantiasa terbatas. Hal ini dilakukan, tentu saja, agar setiap argumen yang muncul tidak bersifat tak terbatas. Sebelum terjadinya transaksi argumen, diperlukan suatu kerangka berpikir yang disepakati agar menghasilkan buah pemikiran yang valid. Tanpa kesamaan kerangka berpikir yang dianut,